Surga di telapak kaki ibu
Bukan berarti aku tak
menghargaimu
Bukan berarti aku tak
menghormatimu
Ayah terlalu hina diri ini untuk
menyadarinya
Sadar akan semua khilafku
Sadar akan semua kesalahanku
Terlambat sudah semua telah
terjadi
Aku telah banyak menoreh luka
Tapi mengapa tak sedikitpun
terpintas dalam benakmu
untuk meberikan amarah padaku
Keringat yang membasahi kulitmu
Panas yang menemani hari-harimu
Hujan yang mengiringi dinginmu
Kau pahlawanku, tanpamu apa
dayaku
Tanpa mu aku bukan apa-apa
Kau bukanlah keturunan bangsawan
Kau pula bukan seorang yang bergelar
Kau hanyalah seorang lelaki yang
penuh rasa tanggung jawab
Tak peduli pendidikan rendah yang
terpasang pada kartu keluarga kita
Kau tetap memperjuangankan ku
Kau tetap mempertahankan nyawaku
Sudah berapa tahun kita mengadu
nasib di tanah ini
Sudah berapa banyak keringat dan
panas yang kau korbankan untuk mendapatkan selembar uang?
Sudah waktunya kau menhentikan
lelahmu
Sudah waktunya kau merasakan hari
tua mu
Kulitmu semakin menghitam
Badan gagah mu mulai meronta
Kini ku hanya bisa merasakan
sesal
Dikala melihat dirimu terbaring
lemah
Penglihatanmu mulai hilang
Tuhan berkahi hidupnya dan masa
tuanya
Dengan sejuta nikmat yang kau
miliki
Ampuni aku Tuhan telah banyak
melukai hatinya.
Tak ada yang bisa menggantikanmu
Sosok lelaki yang tak pernah
membuat hati anak perempuanya terluka
Kau darahku kau detak jantungku
dan kau nadi terindahku
Tanpa mu aku bukan apa-apa
Tanpa mu aku bukan siapa-siapa
Doakan anakmu ini yang sedang
berjuang
Kelak anakmu yang akan mengangkat
derajatmu
Kelak anakmu yang akan menghapus
air matamu
Jasa-jasamu tak kan pernah aku
hilangkan di dalam asa ini
Aku mendoakanmu disetiap sujudku
Aku menyangimu nadi terindahku.