Sabtu, 20 Oktober 2018

Usai

Waktunya berperang melawan diri
Menahan asa dan hati
Mengalah adalah salah satu cara terbaik
Mundur dan melepaskan semua kenyamanan
Entah siapa yang harus memeriksa diri
Sadar akan kesalahan masing-masing
Ataukah saat ini bukan tempat dan waktu yang tepat
Keegoisan mengalahkan semuanya
Perbedaan menjadi pembatas analogika
Hingga kini semua menjadi hancur
Harapan? Camkan kemungkinan terburuk
Semua akan menjadi nihil
Bukan waktu yang menghambat kisah
bukan pula tidak ada keinginan untuk mengalir
Tapi niat dan kemauan
Saat batu bertanya pada air
Dan air hanya diam membisu
Pantaskan?
Saat batu menyapa air
Dan air tidak mau menengok
Layakkah?
Kesempatan datang diwaktu yang tepat
saat semua itu terlewatkan, itulah pilihan terbaik
bukan siapa yang harus disalahkan
bukan siapa yang tidak mau mengalah
Hanya saja keegoisan yang melukai keadaan
Sedikitpun tak pernah terpintas untuk menuntut lebih
Sepintaspun tak pernah ada keinginan untuk meminta
Tapi mengapa selalu dipandang salah
Apa yang salah? sehingga selalu membuat malu
Meski tak terucap
Rasa yang mengatakanya
Batu berat
Karena batu memiliki banyak beban
Yang seringkali tidak didengar
Batu diam bukan berarti tidak ingin bersuara
Batu diam karena tidak ada naungan untuk bercerita bahkan bersandar
Batu banyak dibenci karena sifatnya yang keras
Watak batu sudah ada sejak Tuhan ciptakan
Jika mengharapkan batu berubah menjadi emas
Terima kasih karena telah memberikan cerminan
Bahwa batu tidak pantas bersama air
Semalu itukan?
Itulah yang membuat semua ini berakhir
Jika iya, pergilah dengan aliran terbaikmu
Singgahlah dibendungan harapanmu
Karena batu bukan labuhan terindahmu
Jika esok ada yang hilang jangan tanyakan mengapa
Jika esok ada yang pergi jangan tanyakan kemana
Alur ini adalah ungkapan hati dengan goresan takdir Tuhan
Setelah ini mungkin ada yang akan lebih tenang
Dengan genanganya
Terimakasih sempat menjadi pengusap dahaga
Walaupun hanya sekejap
Tangga kebahagiaan tak pernah sama
Jika itu salah
Yakinlah Tuhan akan meratakan harapan
Entah kapan
Sabar saja
Sampai kapan?
Sampai Tuhan melihat sesalmu
Jika itu benar
Yakinlah itu bukan rasa tapi kagum
Yang sewaktu-waktu akan pundar hanya dengan tetesan hujan
Sesulit itukah memaknai arti cinta
Jika tidak siap jangan berani memulai
Sebelum sesal itu datang

Selasa, 02 Oktober 2018

Ibu


Mutiara hatiku
Dan belahan jiwaku
Ketahuilah saat aku melihat dirimu tergambarlah diriku
Sifat, watak, dan auraku sama sepertimu
Ibu
Ayah tidak pernah berkata kau wanita terbaik
Tidak pula berkata bahwa kau wanita terhebat
Andai ayah bisa bersuara aku yakin
Dia akan mengatakan bahwa kaulah tempat terindah untuk bersenandung
Bagaikan surga duniawi kau menjadi sandaran disetiap tetes air mataku
Andai ayah bisa melihat pasti dia akan melukis indah ketulusanmu
Ibu
Riuhan dosa telah aku lakukan tanpa sepengetahuanmu
Aku meyesal sempat durhaka
Aku menyesal sempat membuatmu kecewa
Aku ingin sepertimu ibu
Kekuatanmu menghadapi egoku
Kesabaranmu menghadapi jutaan ujian Tuhan
Sedikitpun engkau tidak pernah mengeluh
Setetespun air mata tidak pernah kau curahkan dihadapanku
Aku malu bu
Aku ingin setegarmu
20 tahun kau mendidikku dengan caramu
20 tahun aku memahami hidup dan liku
Perih bu.. terkadang aku merasa putus asa menjalani semuanya
Terkadang aku merasa orang paling tidak disayangi Tuhan
Sakit bu.. memahami nesatapa dunia ini
Bu mengapa rumah kita tidak sehangat rumah tetangga?
Bu mengapa roda kehidupan kita tidak kunjung berputar juga?
Semakin hari aku merasakan hidupku sudah di penghujung kehancuran
Tidak ada yang tau derita yang aku rasa bu
Entah aku yang tidak mau bercerita
Atau memang tidak ada yang peduli
Tanpamu aku masih merasa sendiri
Teman, sahabat hanya kelabu semata
Mereka hanya bias tak telihat dan senyap tak bernyawa
Ibu
Bagiku rumah bukan tempat untuk melepas rindu
Bagiki, saat ini rumah adalah tempat untuk mengadu
Setelah aku menutup pintu
Ada 2 kemungkinan, aku menangis atau aku bersyukur
Ibu
Sungguh aku ingin selalu bersamamu
Sungguh aku ingin selalu ingin dekat denganmu
Sudah 4 tahun aku merasa jauh darimu
Aku hanya ingin pulang dan melihat tawamu
Ibu
Aku memiliki keyakinan setiap langkahku terkandung doamu
Terima kasih sudah menjadi penguatku hingga saat ini
Terima kasih sudah menjadi sela-sela yang membiaskan cahaya
Hingga sadar bahwa aku memiliki sinar di masa depan

My Moon Phase

   Hi, hari ini tepat Tanggal 01 November 2022 26 tahun lalu banyak sekali harapan setelah kegagalan Harapan akan datangnya sinar akhirn...