Waktunya berperang melawan diri
Menahan asa dan hati
Mengalah adalah salah satu cara
terbaik
Mundur dan melepaskan semua
kenyamanan
Entah siapa yang harus memeriksa
diri
Sadar akan kesalahan
masing-masing
Ataukah saat ini bukan tempat dan
waktu yang tepat
Keegoisan mengalahkan semuanya
Perbedaan menjadi pembatas
analogika
Hingga kini semua menjadi hancur
Harapan? Camkan kemungkinan
terburuk
Semua akan menjadi nihil
Bukan waktu yang menghambat kisah
bukan pula tidak ada keinginan untuk
mengalir
Tapi niat dan kemauan
Saat batu bertanya pada air
Dan air hanya diam membisu
Pantaskan?
Saat batu menyapa air
Dan air tidak mau menengok
Layakkah?
Kesempatan datang diwaktu yang
tepat
saat semua itu terlewatkan,
itulah pilihan terbaik
bukan siapa yang harus disalahkan
bukan siapa yang tidak mau
mengalah
Hanya saja keegoisan yang melukai
keadaan
Sedikitpun tak pernah terpintas
untuk menuntut lebih
Sepintaspun tak pernah ada
keinginan untuk meminta
Tapi mengapa selalu dipandang
salah
Apa yang salah? sehingga selalu membuat
malu
Meski tak terucap
Rasa yang mengatakanya
Batu berat
Karena batu memiliki banyak beban
Yang seringkali tidak didengar
Batu diam bukan berarti tidak
ingin bersuara
Batu diam karena tidak ada naungan
untuk bercerita bahkan bersandar
Batu banyak dibenci karena
sifatnya yang keras
Watak batu sudah ada sejak Tuhan
ciptakan
Jika mengharapkan batu berubah
menjadi emas
Terima kasih karena telah
memberikan cerminan
Bahwa batu tidak pantas bersama air
Semalu itukan?
Itulah yang membuat semua ini
berakhir
Jika iya, pergilah dengan aliran
terbaikmu
Singgahlah dibendungan harapanmu
Karena batu bukan labuhan
terindahmu
Jika esok ada yang hilang jangan
tanyakan mengapa
Jika esok ada yang pergi jangan
tanyakan kemana
Alur ini adalah ungkapan hati
dengan goresan takdir Tuhan
Setelah ini mungkin ada yang akan
lebih tenang
Dengan genanganya
Terimakasih sempat menjadi
pengusap dahaga
Walaupun hanya sekejap
Tangga kebahagiaan tak pernah
sama
Jika itu salah
Yakinlah Tuhan akan meratakan
harapan
Entah kapan
Sabar saja
Sampai kapan?
Sampai Tuhan melihat sesalmu
Jika itu benar
Yakinlah itu bukan rasa tapi
kagum
Yang sewaktu-waktu akan pundar
hanya dengan tetesan hujan
Sesulit itukah memaknai arti
cinta
Jika tidak siap jangan berani
memulai
Sebelum sesal itu datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar